Aku membisu diantara keputusan itu, aku menangis dalam hatiku, aku menjerit dan tak bisa aku teriakan menggunakan suaraku yang hampir punah.
Aku duduk tanpa alas meratapi sesosok mahluk Tuhan yang selalu mengabaikan ku tanpa memperdulikan sedikit pun tentang ku.
Kisah ini seperti lintas balap yang menunggu garis akhir, tapi ini bukan akhir kebahagiaan melainkan kesedihan,keterpurukan dan kesesakanku. Aku seperti terhimpit dua tembok besar berwarna hitam dan berliku liku seperti taman seorang pecundang yang hendak melarikan diri tanpa tau arah mana yang ia tuju.
Tangisanku seperti air terjun niagara yang tak berhenti mengalirkan ribuan kubik air sungai.
Pikiranku tak sejernih air pegunungan yang mengalir tenang dihamparan sungai sungai kecil.
Hatiku pun terpukul seperti ribuan petinju menjadikan hatiku sebagai samsaknya.
Mataku tertutup dibutakan oleh lelaki yang seharusnya tak pantas aku kenang. aku bodoh terlalu mengharapkan bahwa keajaiban turun dari langit bersama pelangi yang berwarna warni, aku tak sadar pikiran ku telah termakan oleh berjuta angan angan dan mimpi yang entah kapan akan hilang dari bayang bayang dikepalaku.
Aku memang tak secerdik kancil yang membuat 1001 ide cermelang, kisahku juga tak sesempurna putri salju yang pada akhir cerita dia bertemu kebahagiaan atas balasan dari kesedihannya. Tapi kisahku hanya menjadi ranting ditengah tengah lautan biru dan luas tanpa ada yang mengambil ranting bodoh itu :')
Spesial notes untuk orang yang pernah hadir dihati gue, makasih karna sudah memberi gue inspirasi, betapa sakitnya dan bodohnya gue rela disakitin :'D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar